Masa beroperasinya perusahaan di sektor apapun, termasuk tambang batu bara, pasti ada batas waktunya. Menyikapi hal tersebut, agar kedepan bisa memiliki usaha dan perekonomian yang mampu menjamin kehidupan sehari-hari, khususnya paska tambang, masyarakat setiap kampung binaan hendaknya sejak sedini mungkin menyiapkan bidang usaha yang diusulkan kepada perusahaan bersangkutan.
“Warga mengusulkan kepada perusahaan pendamping kami yakni PT Berau Coal (BC) adanya tambahan dana bantuan usaha Kelompok Masyarakat (Kemas). Maksud dan tujuannya agar berbagai usaha warga yang selama ini sudah ada, dengan adanya tambahan modal akan bisa semakin maju dan berkembang, sehingga ke depan bisa diandalkan menjadi usaha pokok penyambung perekonomian warga paska tambang,” ungkap kepala Kampung Suaran, Murdi, belum lama ini.
Memanfaatkan dana bantuan Kemas sebesar Rp30 juta yang terdahulu digelontorkan PT BC, kini warga Kampung Suaran mampu meningkatkan perekonomian. Antara lain warga yang berusaha sebagai nelayan bisa meningkatkan hasil tangkap karena kini memiliki peralatan dan sarana transportasi laut memadai, bahkan kini mampu mengembangkan budidaya perikanan.
“Di samping nelayan dan sektor perikanan warga juga memiliki usaha lainnya seperti kebun kakao dan kelapa sawit. Adanya tambahan nominal bantuan dana Kemas akan sangat bermanfaat untuk pengembangan usaha-usaha mereka tersebut. Kami berharap perusahaan bisa memenuhi usulan kami itu,” kata Murdi.
Dikatakan, bantuan dana Kemas, diluncurkan PT BC sebagai salah satu wujud CSR bertujuan meningkatkan usaha dan perekonomian masyarakat didasari dan mengacu pada potensi kampung dan aspirasi warga setempat. Dijalankan masyarakat di bawah koordinasi dan pengawasan aparatur Pemerintahan Kampung dan Badan Pemberdayaan Kampung (BPK).
Jumlah penduduk Kampung Suaran sekitar 2.000 jiwa, sesuai keterampilan kerja dimiliki diantaranya sudah berkerja sebagai karyawan di beberapa perusahaan tambang, termasuk di PT BC. Mayoritas lainnya selaras dengan potensi lahan kampung, adalah petani, nelayan dan pengrajin berbagai jenis tanaman keras atau berkebun. Seperti kakao dan sawit.
“Saat ini untuk perkebunan Kakao warga sudah memiliki sekitar seluas 40 hektar, sedang kelapa sawit sudah tersedia sekitar 4 ribu hektar. Untuk pengembangan berbagai usaha tersebut sekaligus agar ke depan paska tambang warga memiliki usaha yang bisa diandalkan kita usulkan ke PT BC adanya tambahan bantuan dana Kemas. Berharap segera ada jawaban dan reaslisasinya,” tandas Murdi. (sp) korankaltim.co.id
Telah Dibaca: Kali