Headlines News :
HOME » » Pedagang Keluhkan Peredaran Daging Beku

Pedagang Keluhkan Peredaran Daging Beku

Written By iNFO BERAU on Selasa, 14 Agustus 2012 | 12.59

Menjelang Idulfitri, suasana di Pasar Sanggam Adji Dilayas semestinya makin tinggi perputaran uangnya. Namun di pasar daging, justru malah sepi dari pembeli. Kalaupun ada bisa dihitung jari. Sepinya pembeli ini mempunyai berbagai alasan,mulai akibat kenaikan harga jual, bahkan yang lebih mengejutkan disebabkan maraknya daging beku yang mulai beredar dengan harga yang murah.

Hal ini disampaikan Jamal, salah satu penjual daging sapi, saat ditemui (13/8) kemarin pagi.

Menurutnya, menjelang Lebaran biasanya omzet lumayan meningkat, karena naiknya permintaa dari kalangan warga, pemilik rumah makan maupun restoran.

Mereka biasanya memasok stok daging untuk persediaan, meskipun harga jualnya lumayan tinggi antara Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogramnya.

“Pembeli daging sepi, jumlahnya tidak seperti tahun-tahun lalu,” katanya.

Dijelaskan Jamal, selama ini dalam menjual daging dia tidak pernah melanggar aturan, apalagi menjual daging yang tidak layak konsumsi.

Semuanya sesuai dengan prosedur baik dimulai dari karantina ternak, termasuk cara potong, semuanya melalui pemeriksaan kesehatan.

“Ini tidak lain, agar daging yang dijual betul-betul layak dikonsumsi oleh warga masyarakat,” jelasnya.

Terkait dengan maraknya peredaran daging beku, Jamal meminta kepada instansi terkait untuk lebih intensif dalam melakukan pengawasan.

Sebab ulah oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut membuat warga resah, selain itu penjualan daging juga ikut merosot, karena harga jual daging beku tersebut lebih murah.

“Ini harapan kami sebagai penjual daging, instansi terkait perlu turun ke lapangan, melakukan pengecekan di beberapa tempat. Jangan di pasar saja,” ungkapnya.

Ditambahkannya, penjualan daging beku ini dipasok dari luar daerah, dengan nilai jual di bawah dari harga pasaran. Selain itu yang perlu dicermati adalah tingkat kesehatannya, jenis hewannya, halal atau tidak daging yang dijual tersebut.

“Sekarang kembali ke warga, mau beli dengan harga murah namun risikonya besar atau sedikit mahal namun layak untuk dikonsumsi,” pungkasnya. (hms3/che)

Telah Dibaca: Kali

Artikel Terkait

Share this article :

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi.
Jangan menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.
Mau tinggalkan Link juga boleh.
 
Support : Creating Website | iNFO BERAU
Copyright © 2011. iNFO BERAU - All Rights Reserved
Info yang ada di Blog Ini dikutip dari: