Kerusakan di beberapa titik ruas jalan alternatif menuju Bandara Kalimarau menimbulkan pertanyaan bagi anggota DPRD di daerah ini. Sebab, ruas jalan yang dianggarkan sebesar Rp 5 miliar lebih dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten itu, baru saja dikerjakan. Seperti disampaikan Haji Liliansyah, anggota Komisi III DPRD Berau, dirinya merasa heran ruas jalan alternatif menuju Bandara Kalimarau itu sudah ditambal sulam. Padahal, setahunya peningkatan jalan alternatif itu baru saja dikerjakan.
“Saya sudah lihat pas lewat di situ (jalan alternatif menuju Bandara Kalimarau), makanya saya heran juga kenapa sudah ditambal. Padahal kan baru aja dikerjakan,” kata Liliansyah kemarin (2/8).
Rusaknya ruas jalan alternatif menuju Bandara Kalimarau itu di beberapa titik, diyakini Liliansyah ada ketidakberesan, baik dalam pengerjaannya maupun pengawasan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum. Jika pengerjaan jalan alternatif itu sesuai dengan standar, kata politisi Partai Bulan Bintang itu, tidak mungkin terjadi kerusakan meskipun dilewati kendaraan besar. “Pengawasannya pun perlu dipertanyakan. Karena jalan itu baru aja dikerjakan,” ujarnya.
Soal pengawasan, pria bertubuh tinggi itu telah berulang kali mengingatkan kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di daerah ini. Baik melalui penyampaiannya di media massa, maupun melalui rapat-rapat di DPRD.
Namun peringatan-peringatan yang disampaikannya tidak juga membuat SKPD di daerah ini melakukan perubahan. Hal itupun membuat Liliansyah merasa kecewa dengan kinerja SKPD di daerah ini. Ia juga mengatakan, tidak diperhatikannya kualitas pengerjaan sebuah proyek, akan berdampak pada masyarakat. Selain itu, ia juga mengakui bahwa pekerjaan yang tidak memperhatikan kualitas membuang-buang anggaran. “Karena pasti akan dialokasikan anggaran untuk perbaikannya,” ujarnya.
Diwartawakan sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Berau Taupan membantah jika peningkatan jalan alternatif menuju Bandara Kalimarau itu rusak akibat kontraktor yang tidak memperhatikan kualitas. Menurut dia, pihak kontraktor sudah bekerja sesuai standar. Pihaknya pun, kata dia, sudah melakukan pengawasan dan pengujian terhadap proyek tersebut. Sehingga tidak mungkin kontraktor yang mengerjakan peningkatan jalan alternatif itu mengabaikan kualitas. Yang menjadi persoalan, kata taupan, jalan tersebut dilewati mobil-mobil besar. Mobil-mobil besar itulah yang menurut dia jadi penyebab kerusakan di beberapa titik.
Selain itu, Taupan juga menganggap kerusakan di beberapa titik ruas jalan alternatif menuju Bandara Kalimarau itu adalah yang wajar. Karena menurut dia peningkatan jalan alternatif itu belum rampung 100 persen. Tapi, dari papan proyek yang berada di sekitar ruas jalan itu, kontrak kerja peningkatan jalan alternatif menuju Bandara Kalimarau selesai pada April 2012. Aktivitas pengerjaan jalan alternatif pun sudah tidak terlihat. Seperti kemarin (2/8) misalnya, tidak ada kegiatan pengerjaan di ruas jalan alternatif itu.(end) radartarakan.co.id
Telah Dibaca: Kali