Headlines News :
HOME » » Jual Minyak Naik Sepeda, Dikejar Monyet Maritam

Jual Minyak Naik Sepeda, Dikejar Monyet Maritam

Written By iNFO BERAU on Senin, 30 Juli 2012 | 16.43


Perjalanan Panjang dan Berat Pengusaha Oetomo Lianto

Bukan hanya ketokohannya di kalangan etnis Tionghoa, Oetomo Lianto atau kerap di sapa Aliang juga dikenal sebagai pengusaha sukses. Kesuksesan yang dicapainya sekarang adalah buah perjuangan yang panjang dan keras. Juga penderitaan.

Kalau saja rencana kepulangannya ke tanah leluhur di China terjadi, mungkin nama Aliang tidak terdengar lagi di Berau. Beruntung kapal urung tiba sehingga rencana “hengkang” ke tanah China batal dijalani.  Itulah pertengahan episode kehidupan yang harus dia jalani bersama keluarganya.

Lahir dan dibesarkan di Teluk Bayur, Kabupaten Berau memberi banyak pengalaman hidup Aliang. Dia juga masih ingat, bagaimana sang ibu yang melahirkannya harus meninggalkan rumah berhari-hari, hanya untuk berkebun di Kampung Birang.  Waktu itu banyak warga, termasuk warga Tionghoa yang membuka lahan dan menanam sayur untuk memenuhi kebutuhan hidup.

”Salah satu lahan yang dikelola adalah di lokasi Bandara Kalimarau saat ini maupun di sekitar Bujangga,” kata Aliang. Penderitaan ini tidaklah mendera-dera kehidupan mereka. ”Kami memang susah, tapi kesusahan itu tidak menyiksa batin,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. Bahkan, hal itu yang dia jadikan pelajaran dalam meniti episode kehidupan berikutnya.

Banyak peristiwa yang dia lewati. Bila sekarang dia melakoni dunia bisnis, memang ada kisah lama yang melatarinya. Awalnya dia berjualan minyak. Minyak dari Tarakan didatangkan oleh Makmur HAPK (sekarang Bupati Berau, Red.). Minyak sebanyak 30 drum kemudian disalurkan melalui orangtua Aliang. ”Sayalah yang menjadi pengecer,” kata Aliang.

Dengan sepeda tuanya Aliang mengantarkan pesanan minyak. ”Tak banyak, ada yang memesan 2 liter, juga dilayani,” kenangnya. Kalau ada yang memesan di sekitar Jalan Bujangga, Aliang mengaku berpikir seribu kali untuk mengantar. Kenapa? Dulu di kawasan Bukit Maritam (PDAM lama) ada monyet liar berbadan besar yang sering mengejar siapa saja yang lewat. Bila melewati jalan itu, dia harus mengayuh sepeda dengan kencang.

Mengantarkan minyak itulah menjadi awal Aliang menjadi pengusaha BBM (Bahan Bakar Minyak) di Berau.  Banyak cerita lain yang menjadi dirinya sebagai perintis. Mengelola penerbangan misalnya, dia ikut membuat landasan dari pelat baja, khusus dilewati pesawat berukuran kecil dengan 4 penumpang.  Ia juga pernah menjadi agen maskapai penerbangan Bouraq.

Sekarang usianya lebih  60 Tahun, tapi Aliang terus bekerja meski tak segesit dulu.  Beberapa urusan sudah diberikan kepada anak-anaknya, selaku penerus. Sesekali, ia hanya menghabiskan waktu di sebuah kebun yang luas sambil memetik buah naga. Selaku agen minyak memang masih dia pikirkan, namun di lapangan, misalnya mengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sudah dia serahkan pada putra sulungnya.

Mengenang masa lalu, memunculkan semangat hidupnya. Betapa keras kehidupan yang tak bisa dia hindari. Teluk Bayur adalah awal dari kehidupannya, bahkan kehidupan seluruh warga Tionghoa.  ”Yang saya paling kenang adalah ketika terbirit-birit dikejar monyet Maritam dan harus barter dua jeriken minyak dengan kayu buluh perindu,” kata Aliang, sambil tertawa lebar. (hms2/ran)  kaltimpost.co.id

Artikel Terkait

Share this article :

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi.
Jangan menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.
Mau tinggalkan Link juga boleh.
 
Support : Creating Website | iNFO BERAU
Copyright © 2011. iNFO BERAU - All Rights Reserved
Info yang ada di Blog Ini dikutip dari: