Retakan jalan yang terlihat di Jl A.Yani (tepian), memang belum terlalu mengkhawatirkan. Namun, perlu terus dilakukan pengawasan, sebab apa yang terjadi di bagian bawah jalan tersebut belum diketahui secara persis. Ini menjadi salah satu program Pemkab untuk meneliti mengapa terjadi retakan tersebut.
Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dibawah komandai Indrasurya B Mochtar, kemarin, usai emmberikan penejklasan di kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) berkaitan dengan runtuhnya jalan Bujangga, melakukan peninjauan di jalan A Yani. Retakan panjang yang terjadi, memang cukup menarik perhatian.
Menurut Indrasurya, apa yang terjadi pada bagian bawah jalan yang juga merupaka hasil reklamasi, perlu dicermati. Sehingga di beberapa titik, perlu dilakukan pengeboran sekaligus menempatkan alat pemantau.”Perlu ditempatkan alat, untuk memonitor pergerakan tanah dari waktu ke waktu,”kata Indra.
Ia juga melihat, bahwa posisi tepian, kondisinya sama dengan kondisi sepanjang jalan yang berada di tepi sungai Segah. Namun, Tepian berada pada posisi hantaman arus.”perlu dikaji, berapa kecemapatan arus air tertinggi,”tambahnya. Kalau beberapa data sudah didapatkan, perlu dilakukan langkah preventif, sambil terus mengikuti perkembangan retakan yang terjadi.
Tepian yang berada berdekatan dengan pelabuhan, dalam sejarah, memang pernah menjadi korban hantaman kapal maupun ponton. Memang “luka” yang terlihat di tebing tembok turap tidak terlalu parah. Namun, getaran yang ditimbulkan, bisa saja memberikan dampak pada struktur turap tersebut.
Bagaimanapun, menurut Indra, retakan yang terjadi perlu disikapi. Bisa saja, terjadi pergerakan tanah bagian bawah jalan yang terus mendorong bagian bawah turap. Di lain pihak, turap terlihat tetap berdiri kokoh, namun bisa jadi bagian bawah turap juga telah terjadi gerakan.”Ini yang perlu diwaspadai,”tambahnya. (hms2)
Telah Dibaca: